Laporan Uji fisiologi dan Biokimia Bakteri
LAPORAN PRAKTIKUM
“UJI FISIOLOGI DAN BIOKIMIA BAKTERI”
OLEH
:
NAMA : EKA YUNIARSIH SAPUTRY
NIM : Q1 A4 15 133
KELOMPOK
: III (TIGA)
KELAS
: Q1A4-B
JURUSAN ILMU
DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI
DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU
OLEO
KENDARI
2017
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Uji
biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi
melalui sifat - sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan
metabolisme sel, yakni selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang
menghasilkan energi maupun yang menggunakan energi untuk sintesis
komponen-komponen sel dan untuk kegiatan selular, seperti pergerakan. Suatu
bakteri tidak dapat dideterminasi hanya berdasarkan sifat-sifat morfologinya
saja, sehingga perlu diteliti sifat-sifat biokimia dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhannya.
Ciri
fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di dalam
identifikasi spesimen bakteri yang tidak dikenal karena secara morfologis
biakan ataupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil
pegamatan fisiologis yang memadai mengenai kandungan organik yang diperiksa
maka penentuan spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Reaksi-reaksi dalam sel akan
teridentifikasi dengan melakukan pengujian-pengujian tertentu. Sel akan
memberikan respon sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, misalnya
menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau kemamupuan untuuk
menghidrolisis lemak.
Secara
morfologis, biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa. Karena
itu ciri fisiologis atau biokimiawi merupakan kriteria yang amat penting di
dalam identifikasi spesimen yang tidak dikenal. Tanpa hasil pengamatan
fisiologis yang memadai mengenai organisme yang diperiksa maka penentuan
spesiesnya tidaklah mungkin dilakukan.
Melalui
percobaan uji biokimia ini, praktikan dapat mengetahui beberapa teknik
pengujian secara biokimia yang akan sangat membantu dalam pengidentifikasian
mikroorganisme. Hasil yang diperoleh dalam percobaan selanjutnya akan dicocokan
pada literatur (buku determinan), sehingga akan diketahui jenis dan nama dari
mikroorganisme yang diuji tersebut berdasarkan rekasi-reaksi kimia yang
ditimbulkannya dan apakah reaksi tersebut positif atau negatif
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk
mengetahui/menguji kemampuan fisiologi dan biokimia
mikroba yang telah di isolasi.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Uji fisiologi biasanya identik dengan uji biokimia. Uji-uji biokimia yang
biasanya dipakai dalam kegiatan identifikasi bakteri atau mikroorganisme yang
antara lain uji katalase, koagulase, uji nitrit, hidrolisis gelatin, uji
hidrolisis kanji, uji hidrogen sulfit dan lain-lain. Pengujian biokimia
merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam dunia mikrobiologi (Radji,
2010).
Uji biokimia bakteri merupakan suatu cara atau perlakuan yang
dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendeterminasi suatu biakan murni bakteri hasil isolasi melalui sifat-sifat fisiologinya. Proses biokimia erat kaitannya dengan
metabolisme sel, yakni selama reaksi kimiawi yang dilakukan oleh sel yang
menghasilkan energi maupun yang menggunakan energi untuk sintesis
komponen-komponen sel dan untuk kegiatan seluler, seperti pergerakan dan pertumbuhan bakteri
(indriati dkk, 2010). Beberapa uji
fisiologi dan biokimia bakteri yang akan di lakukan antara lain uji pertumbuhan
Aerob dan Anaerob, uji Proteolitik dan uji Amilolitik.
Bakteri proteolitik merupakan
mikroorganisme yang memproduksi enzim protease ekstraselluler, yaitu enzim
pemecah protein yang diproduksi didalam sel kemudian dilepaskan keluar dari sel
tetapi tidak semua mempunyai enzim protease ekstraselluler. Bakteri proteolitik
dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok, kelompok pertama bakteri aerobik
atau anaerobik akultati, tidak membentuk spora, misalnya pseudomonas dan
proteus, kelompok kedua bakteri aerobik dan anaerobik fakltatif membentuk spora
misalnya basillus, kelompok ketiga yaitu bakteri anaerobik pembentuk spora
misalnya clostridium (Ramaisyah, 2011).
Bakteri amilolitik merupakan
mikroorganisme yang mampu memecah pati menjadi senyawa yang lebih sederhana,
terutama dalam bentuk glukosa. Kebanyakan mikroorganisme amilolitik tumbuh
subur pada bahan pangan yang banyak mengandung karbohidrat (Priyani, 2007).
Bakteri amilolitik adalah bakteri yang mampu
menghidrolisis amilum menjadi gula sederhana yang mudah larut, sedangkan
bakteri proteolitik adalah bakteri yang mampu menghidrolisis protein menjadi
dipeptida atau bahkan menjadi asam amino yang mudah larut sehingga mudah
dicerna. Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa bakteri
amilolitik adalah bakteri yang mampu menghasilkan enzim amilase, sedangkan
bakteri proteolitik adalah bakteri yang mampu menghasilkan enzim protease. Hal
tersebut didasarkan pada kemampuan kedua bakteri tersebut dalam menghidrolisis
substrat tertentu, misalnya protein dan amilum (Maisyah, 2009).
III. METODELOGI PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum Uji Fisiologi dan Biokimia bakteri dilaksanakan di Laboratorium Proteksi
Tanaman Unit Laboratorium Pendidikan, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo Kendari, pada hari Rabu tanggal 10 Mei 2017 pukul 10.00 - 12.00 WITA.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah media Aerob dan Anaerob, media NA + skim milk 15%,
(Media Proteolitik) media NA + starch 15% (media Amilolitik), isolate bakteri
(yoghurt, doko – doko, pudding, jus tomat), paraffin cair, larutan glukosa,
alcohol 70%, akuades, kertas label, aluminium foil, plastic wrap.
Alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah cawan petri, penggaris, tabung reaksi, rak tabung reaksi, mikropipet, lampu bunsen, laminar air flow, dan jarum ose.
3.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada
praktikum ini adalah sebagai berikut :
a.
Uji Pertumbuhan
Aerob/Anaerob
1.
Mencampurkan semua bahan media anaerob dan memasukan
dalam tabung reaksi,
2.
Menambahkan 1 ml larutan glukosa 10% dalam media
anaerob.
3.
Inokulasi bakteri
uji (umur 48 jam) dengan menggunakan
jarum ose ke dalam media. Satu isolat
bakteri diinokulasi pada dua tabung, satu tabung ditutup dengan vaselin atau
parafin cair steril.
4.
Menginkubasi selama 2 hari, dan mengamati perubahan
warna pada media. Perubahan warna dari biru menjadi kuning pada media yang ditutup
dengan parafin menunjukkan bahwa isolat tersebut positiif mampu hidup secara
anaerob
b. Uji Proteolitik
1.
Menyiapkan cawan petri berisi media NA
+ Skim Milk 15%.
2.
Setelah media membeku, inokulai bakteri
uji (umur 48 jam) dengan menggunakan jarum ose kedalam
media dengan membentuk pola lingkaran.
3.
Menginkubasi selama 48
jam. Selanjutnya mengamati zona bening yang terbentuk. Jika
terbentu zona bening berarti bakteri uji positif menghasilkan enzim
proteinase.
c. Uji Amilolitik
1.
Menyiapkan cawan petri bersi media NA +
Starch 15%.
2.
Setelah media membeku, inokulasi
bakteri uji (umur 48 jam) dengan menggunakan jarum ose kedalam media dengan
membentuk pola lingkaran.
3.
Menginkubasi selama 48 jam. Selanjutnya
mengamati zona bening yang terbentuk. Jika terbentuk zona bening
berarti bakteri uji positif menghasilkan enzim amilase
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil
praktikum pada uji fisiologi dan biokimia bakteri dapat dilihat pada table
berikut :
Tabel . Hasil Pengamatan Uji Fisiologi dan
Biokimia Bakteri :
No.
|
Sampel
|
Uji Fisiologi
|
Uji
Aerob/Anaerob
|
|
Proteolitik
|
Amilolitik
|
|||
1.
|
yogurt
|
-
|
-
|
Anaerob obligat
|
2.
|
Doko -
doko
|
-
|
-
|
Anaerob obligat
|
3.
|
Jus tomat
|
-
|
+
|
Anaerob fakultatif
|
4.
|
puding
|
+
|
+
|
Anaerob Fakultatif
|
4.2
Pembahasan
Berdasarkan praktikum
yang kami lakukan pada uji aerob/anaerob dengan menggunakan isolat doko-doko,
yogurt , jus tomat dan puding dengan penambahan beberapa larutan seperti
penambahan glukosa 10% dan penambahan vaselin atau farafin cair steril.
Dilakukan Penambahan glukosa pada media aerob dan anaerob yaitu sebagai sumber
nutrisi atau sumber karbon bagi pertumbuhan
bakteri yang akan di tumbuhkan pada media. Karena glukosa merupakan
salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai
sumber tenaga bagi mikroorganisme. Sedangkan penambahan farafin hanya dikhususkan untuk
menumbuhkan bakteri anaerob , karena bakteri ini pada umumya hanya bisa hidup
tanpa oksigen(O2).
Penambahan vaselin atau farafin salah satu fungsinya yaitu untuk mencegah
masuknya oksigen pada media yang akan ditumbuhkan bakteri anaerob. Pada
uji aerob/anaerob menggunakan 8 tabung reaksi, 4 tabung diantaranya yang
di tambahkan farafin yaitu menggunakan sampel jus tomat dan pudding dan 4 tabung
lainya tanpa farafin yaitu menggunakan sampel doko - doko basi dan yogurt.
Setelah dilakukan inkubasi beberapa hari
8 isolat terjadi perubahan warna, pada tabung reaksi yang ditambahkan farafin
(doko-doko dan yogurt) yaitu dari warna biru menjadi warna kuning, ini
menunjukan bahwa isolate tersebut positif mampu hidup secara anaerob obligat
yaitu bakteri yang hidupnya tidak memerlukan oksigen. Sedangkan pada tabung
yang tidak ditambahkan vaselin atau paraffin (jus tomat dan puding) tidak terjadi perubahan warna dan
ini menunjukan bakteri hanya bisa hidup secara aerob atau sesuai dengan kondisi
lingkunganya. Tetapi termaksud juga Anerob fakultatif karena dapat hidup dengan
baik dengan ataupun tanpa oksigen.
Pada uji bakteri proteolitik
degan menggunakan sampel yang sama yaitu jus tomat, doko - doko, yogurt dan puding
dengan dilakukan penambahan skim milk 15% karena mengandung kasein dimana
kasein merupakan protein utama susu, mikromolekul yang tersusun atas sub unit asam amino yang
dihubungkan dengan ikatan peptida. Kasein berfungsi sebagai substrat bagi enzim
protease. Setelah dilakukan inkubasi selama 48 jam tejadi pembentukan zona bening pada media uji proteolitik. Terbentuknya zona bening pada sampel puding disekitar koloni disebabkan
karena adanya aktivitas hidrolisis substrat skim milk dan pati yang di dalamnya
mengandung substrat kasein dan pati. Skim milk agar ini dapat menghidrolisis
protein, karena bakteri proteolitik mampu mendegradasi
protein dan mampu memproduksi enzim protease ekstraseluler. Dan ini menunjukan
positif menghasilkan enzim proteinase. Sedangkan pada sampel doko – doko,
yogurt dan jus tomat negative atau tidak menghasilkan enzim proteinase. Pada
umumnya bakteri proteolitik adalah bakteri dari genus Bacillus, Pseudomonas,
Proteus Streptobacillus, Staphylococcus, Streptococcus.
Pada uji amilolitik dengan sampel yang sama yaitu
menggunakan jus tomat, yogurt, pudding dan doko - doko ditambahkan starch 15% .
Penambahan starch Agar dilakukan karena mengandung dan menghidrolisis
pati menjadi gula yang sederhana.
. Setelah dilakukan inkubasi selama 48 jam terbentuk
zona bening , terbentuknya zona bening pada sampel puding dan jus tomat disebabkan oleh aktivitas bakteri amilolitik yang menghalangi daerah pada cawan petri
untuk mendapatkan makanan yang berasal dari amilolitik berupa pati. karena Bakteri amilolitik merupakan mikroorganisme yang mampu memecah pati menjadi
senyawa yang lebih sederhana, terutama dalam bentuk glukosa. Kebanyakan
mikroorganisme amilolitik tumbuh subur pada bahan pangan yang banyak mengandung
karbohidrat, Contohnya : Clostridium butyricium dan Bacillus
subtilis. Pada daerah zona bening kita dapat melihat pertumbuhan bakteri amilolitik dan
ini menunjukan positif mengandung enzim amilase. Sedangkan pada daerah yang
tidak terdapat zona beningnya atau mengandung enzim emilase yaitu terdapat pada
sampel yogurt dan doko – doko.
V. PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan
dapat disimpulkan bahwa pada uji Aerob dan Anaerob terjadi
perubahan warna pada sampel yogurt dan doko- doko yang menunjukan bahwa isolate
tersebu positif mampu hidup secara Anaerob. Pada uji Amilolitik sampel yang positif mengandung
enzim amilase yaitu terdapat pada sampel jus tomat dan pudding. Sedangkan pada uji Proteolitik hanya sampel
puding saja yang terbukti posotif mengandung enzim proteinase.
5.2. Saran
Saran pada praktikum kali ini yaitu
perlunya kerja sama yang baik antara asisten dengan praktikan sehingga proses
praktikum dapat berjalan dengan baik sehingga apa yang hasil diperoleh sesuai
dengan harapan.
DAFTAR PUSTAKA
Indriati, N,.
Nandang Priyanto, Dan Radestya
Triwibowo. 2010. Penggunaan Dichloran
Rose Bengal Chloramphenicol Agar (Drbc) Sebagai Media Tumbuh Kapang Pada Produk
Perikanan. Jurnal Pascapanen Dan
Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan. Vol. 5 No. 2
Maisyah. 2009. Aktivitas Biokimia Mikroba. Erlangga:
Jakarta.
Priyani,
Nunuk. 2007. Uji Potensi Bacillus Sp. Dan
Escherichia Coli dalam mendegradasi alkil berzen ssulfonat sebagai bahan aktif
detergen. Jurnal Biologi Sumatra. ISSN 1907-5537
Ramaisyah. 2011. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Erlangga:
Jakarta.
Radji,
Maksum.dr. 2010. Buku Ajar Mikrobiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.
LAMPIRAN
A. B. C.
Keterangan:
A. Uji Pertumbuhan aerob/anaero.
B. Uji
Proteolitik
C. Uji Amilolitik.
Komentar
Posting Komentar